Acara peluncuran dipusatkan di Kawasan Produksi Widuri Pegandon, Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah yang dihadiri oleh 300 peserta yang telah dilatih selama 7 hari sejak tanggal 11 - 17 September untuk dipersiapkan menjadi satuan tugas Tim Nasional Advokasi Pemberdayaan Masyarakat dan calon manajer yang akan ditugaskan membentuk kawasan di daerah masing-masing. Acara ini menjadi tonggak penting gerakan bersama antara organisasi kepemudaan, pemerintah, komunitas pemberdayaan dan berbagai lembaga filantropi untuk mempercepat proses transformasi sosial-ekonomi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum PB PMII M. Shofiyulloh Cokro bersama Menko Pemberdayaan Masyarakat RI A. Muhaimin Iskandar, Baznas RI, PT ABC, Paragon Corp, Rumah Zakat, Tim Kawasan Produksi Widuri, Yayasan Al Mukhsin, Yayasan Rumah Suluk Arthatantra yang secara simbolis melakukan Pilot Project Aktivasi 1001 Titik Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kawasan se-Nusantara.
Dalam kesempatannya mengisi kegiatan tersebut Ketua Umum PB PMII, M. Shofiyulloh Cokro, menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pemberdayaan masyarakat.
“PMII tidak perlu diragukan lagi dalam komitmennya memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, termasuk dalam menyelesaikan problem bangsa yaitu memgentaskan kemiskinan. Visi pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan selama 7 hari dalam pilot project ini selaras dengan visi PMII,” ujarnya.
Sementara itu, Menko Pemberdayaan Masyarakat RI, A. Muhaimin Iskandar, memberikan apresiasi atas kolaborasi PB PMII dalam pilot project dan aktivasi 1001 titik program ini.
“Saya mengapresiasi kegiatan pilot project ini. Nah, kolaborasi kawasan seperti ini, yang melibatkan yang berdaya dan yang belum berdaya, yang melibatkan para motor penggerak masyarakat, terutama kaum muda” tegasnya.
Program 1001 titik pemberdayaan masyarakat ini akan menyasar berbagai sektor, mulai dari penguatan ekonomi lokal, literasi pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan perempuan dan pemuda, hingga pengelolaan lingkungan berbasis potensi kawasan.
Peluncuran di Kendal ini menjadi pilot project sekaligus model yang akan direplikasi ke berbagai daerah, dengan harapan terciptanya jaringan pemberdayaan yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemandirian masyarakat di seluruh pelosok nusantara.