Jakarta-PMII.ID-Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) melaunching Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) pada Sabtu 12 Februari 2022. LPP tersebut sebagai upaya PB PMII untuk mengembangkan sektor pertanian sekaligus mengantisipasi krisisnya regenerasi petani.
"LPP PB PMII hadir sebagai wadah para sahabat-sahabat PMII yang memiliki kreativitas, inovasi dan passion di bidang pertanian," kata Direktur LPP PB PMII Miftaqul Huda dalam Launching dan Diskusi Publik bertema 'Peluang dan Tantangan Petani Indonesia Menuju World Kitchen 2024' secara online.
Sebagai negara agraris, Huda mengatakan, Indonesia harus membenahi dan mengembangkan secara serius sektor pertanian. Oleh karena itu, LPP PB PMII hadir untuk mendukung terwujudnya pemantapan ketahanan nasional.
"Demi terwujudnya pemantapan ketahanan pangan, LPP akan berupaya untuk berkontribusi pada industri pertanian berbasis teknologi dan memodernisasi konsep pertanian bukan hanya di pedesaan tapi juga di perkotaan," kata Huda.
Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri mempersilahkan bagi kader yang ingin mengembangkan skil dan profesinya di bidang pertanian. Abe sapaan akrab Syukri berharap, LPP dapat berkolaborasi dengan para pemangku kebijakan.
"Harapannya, launching LPP ini tidak sekedar selebarasi tapi ini nantinya secara kongkrit bisa turut serta membangun NKRI," jelas Abe.
Lebih lanjut, Abe mengatakan, LPP dapat menjadi titik temu para kader yang berfokus sektor pertanian. Sehingga, kader PMII dapat membentuk jaringan secara nasional.
"Ini (LPP) juga agar menunjukkan bahwa PMII punya aktivis yang memiliki kompetensi dan skill terhadap dunia pertanian," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi IV Anggia Erma Rini memaparkan kendala yang di hadapi dunia pertanian saat ini adalah minimnya regenerasi. Padahal, sektor pertanian menjadi salah satu penyumbang pemasukan terbesar negara.
"Sektor pertanian ini ada krisis kaderisasi petani, mayoritas sudah sepuh. Anak muda sangat enggan atau berpikir 5-7 kali untuk terjun ke sektor pertanian. Maka penting lembaga ini untuk mengisi ruang kekosongan itu," harap Anggi.
Anggi menilai organisasi pergerakan, khusunya PMII masih berfokus pada isu politik, ideologi dan ekonomi. Padahal, kata Anggi, mestinya PMII harus memahami bahwa pertanian memiliki peran besar dalam perekonomian negara.
"Saya berharap setelah forum ini, lahir petani milenial dari PMII. Karena salah satu peran pertanian ini adalah pendapatan nasional, ekspor, penyerapan tenaga kerja," jelas Anggi.
Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Dosen Fakultas Pertanian UNPAD Johar Arifin,Wasejen DPP Pemuda Tani HKTI, M Irvan Mahmud Asia, dan Kapusdik Kementan Idha Widi.