Oleh:
A. Fandir
(Lembaga Kepemiluan dan Demokrasi PB PMII Masa Khidmat 2021-2024)
Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII) telah memasuki usia yang ke-63 Tahun dimana PMII lahir setelah 15 Tahun Indonesia Merdeka. PMII lahir atas inisiator dan ikhtiar para 13 mahasiswa Nahdlatul 'Ulama (NU) pada 17 April Tahun 1960 kala itu, tentu saja kehadiran PMII mempunyai misi besar ditengah arus gelombang politik otoriter dan perampasan Hak Asasi Manusia (HAM) dari orde lama sampai orde baru walaupun proses pergantian kekuasaan telah dilakukan, dengan berangkat dari hal tersebut PMII terus berkomitmen mewakafkan dirinya untuk bersama rakyat.
Selain organisasi agamis yang berideologikan Ahlussunnah Waljama'ah, PMII memiliki tugas dan tanggungjawab dengan menyebarkan nilai-nilai keislaman, ke-bangsaan dan ke-indonesiaan. Mendepankan nilai toleransi ditengah kebhinekaan, tidak heran kemudian jika Kader-kader PMII berdiaspora dalam mengisi sector-sector strategis di Negeri ini.
Namun sebagai catatan penting dalam Merefleksikan Hari Lahir (HARLAH) PMII ke-63 Tahun ini perlu kiranya Kader-kader PMII tidak kehilangan identitas gerakan dalam perjuangannya sebagaimana pada khittoh gerakan para pendiri PMII dan para Kader struktural PB PMII dari masa ke masa, sebagai salah satu contoh tauladan kader-kader PMII se-Indonesia adalah Sahabat Mahbub Djunaidi Ketua Umum PB PMII Pertama Tahun 1960-1967. Sahabat Mahbub Djunaidi selain menjadi politisi juga memiliki jiwa aktivisme yang kritis dan memiliki jiwa seni menulis sehingga Sahabat Mahbub Djunaidi di juluki sebagai “Pendekar Pena”, bagaimana tidak. Mahbub Djunaidi menghabiskan masa hidupnya untuk menulis sebagai cara dalam mengkritisi kekuasaan kala itu.
Maka oleh sebab itu, penting kiranya Kader-kader PMII tidak hanya stagnan dalam mengambil bagian untuk menjadi politisi tetapi juga harus membuka keran-keran lain, sehingga proses menyaluran diaspora kader PMII dirasa menyeluruh, seperti misalnya Kader-kader PMII sebagian fokus untuk menjadi icon pembaharuan dengan cara menjadi Pakar Pendidikan, Pakar Ekonomi, Ahli Pakar Hukum Tata Negara, Ahli Teknologi dan lain sebagainya.
Jika beberapa ruang-ruang trategis diatas terpenuhi maka tidak menutut kemungkinan bahwa misi PMII untuk “Kemaslahatan Umat” terwujudkan, dengan demikian PMII tidak saja hanya menjadi penggerak dalam menggelar demonstrasi dalam kebijakan kekuasaan namun PMII akan terus dipandang sebagai organisasi pergerakan yang memilki Action Realistis.