19 Februari 2022, Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII melakukan live report dari Desa Wadas-Bener, Kab. Purworejo-Jawa Tengah.
"Everyone has the right to form and to join society for Human Right protection" Ungkap Latif selaku ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII. Latif melanjutkan bahwa setiap orang akan mati, tapi mati sebagai apa, kitalah yang menentukannya. Pun Qur'an menyatakan bahwa Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Hal tersebut yang kami dapat dan rasakan langsung setelah melakukan Live in bersama warga Wadas.
Perjuangan melawan kedzaliman Penguasa-korporasi dan segala efek buruk atas relasi kuasa sangat dirasakan aktivis rakyat Wadas. Tanah dan segala kandungan di dalamnya sebagai satu-satunya bentuk perjuangan, yakni perjuangan untuk hidup dan keberlangsungan masa depan anak cucu. Saya banyak mengambil pelajaran dari Warga Wadas selama live in, dimana setiap perjuangan, langkah-langkah harus dihitung secara cermat, cepat dan komitmen dalam melakukan perumusan dan penyolidan gerakan perjuangan, membangun solidaritas, dan memberikan keteladanan kepada generasi penerus.
Lanjut latif, saya juga jadi teringat film ”Vertical Limit” (2000), sebuah film yang mengisahkan tentang Royce Garrett, seorang pecinta olah raga panjat tebing, yang tewas demi menyelamatkan kedua anaknya, Peter dan Annie Garrett. Film ini mengajarkan kepada kita bahwa mengambil keputusan kritis sangat dianjurkan dalam sebuah perjuangan, meski nyawa sebagai taruhannya.
“Wadas, bagi kami Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII bukan pertama maupun yang terakhir untuk melakukan aksi nyata dan dekat dengan rakyat yang tertindas. Bercengkrama dan bermalam dari rumah warga ke rumah warga Wadas lainnya tidak hanya sekadar untuk mencari informasi dan data primer semata. Melainkan, kami ingin benar-benar dapat merasakan jeritan dan ketakutan warga Wadas di lapangan terkait konflik berdarah Wadas,” jelas dan keras Latif Ketua PB PMII Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik.
Menurut Latif, kami dari PB PMII sejak beberapa hari ini di Desa Wadas guna mencari sejumlah fakta di lapangan. Ia mengakui, pihaknya telah mengantongi beberapa bukti yang cukup kuat atas konflik berdarah Wadas. “Selain pelanggaran HAM berat yang warga Wadas terima atas perlakuan Negara, merenggut hak lahan secara paksa oleh Negara dengan menurunkan personil aparat keamanan” jelas Latif. Sekali lagi, Wadas merupakan warisan para leluhur, tempat para ksatria dan tempat bersejarah. Sehingga, Negara jangan terlalu menggebu-gebu untuk melakukan perampasan paksa terhadap tanah Warga Wadas untuk pembangun tambang andesit (quarry).
“PB PMII menemukan sejumlah fakta tentang adanya dugaan keterlibatan aktor politik, patron-klien dan para oligarkh dalam konflik berdarah Wadas. Batu-batuan bagaikan tulang, tanah seperti daging dan air sebagai darah. Wadas, tetap menolak pembangunan pertambangan andesit (quarry). Dan saya Ahmad Latif akan selalu mendukung. Serta Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII akan selalu mengawal proses ini, kami akan melaporkan sejumlah pihak kepada Aparat Penegak Hukum (APH) terkait konflik berdarah Wadas serta gelontoran dana Negara." Ungkap Latif.
Aura dan semangat gerakan PMII Bersama Wadas dan rakyat-rakyat tertindas lainnya akan selalu berada disekeliling kita, menyatu dalam keringat dan dengus nafas kita, menjiwai seluruh perbuatan kita. Kemenangan rakyat tertindas dan kesejahteraan tidak jatuh dari langit, namun ia harus dijemput dan diperjuangkan. Ia perlu mempunyai misi mission sacre yang sifatnya transenden, yaitu sesuatu nilai yang sifatnya abstrak dan tidak bernilai material yang menjadi sumber kebahagiaan dan keselamatan. Simbol transenden ini bisa berupa Tuhan (semua) agama (tertentu), ideologi. Dengan berpegang kepada sistem nilai tersebut, Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII memaknai kerja-kerja organisasi sebagai suatu bentuk ibadah dan pengabdian. Dengan kontemplasi intelektual dan refleksi spiritual, kami meyakini dalam susunan alam semesta ini kebenaran harus tegak mengalahkan kejahatan dan kedzaliman atas nama apapun.