Jakarta, PMII.ID-Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menggelar seminar pariwisata untuk memberikan komitmen dalam membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan devisa negara, Jalan Salemba Tengah No. 57 A Jakpus, (12/04). Kegiatan ini mengangkat tema "Mandatory Tourism: Mandat Pariwisata, Pekerja, dan Kemajuan Ekonomi".
Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi X DPR RI Muhammad Nur Purnamasidi yang menjadi salah satu narasumber mengungkapkan, bahwa sudah saatnya sektor pariwisata di Indonesia kembali bangkit dan berkontribusi penuh pada pertumbuhan ekonomi dan devisa negara.
Anggota Badan Anggaran Komisi X DPR RI tersebut menyatakan menyebutkan ada 12 Paradigma Strategis dalam Pembangunan Kepariwisataan Indonesia Ke Depannya. Paradigma strategis tersebut diantaranya:
Pertama, Destinasi pariwisata berdaya saing dan resilient; Kedua, Pemasaran dan industri pariwisata yang unggul; Ketiga, Memperkuat pariwisata domestik; Keempat, Sumber daya manusia (SDM) yang handal dan multi-talenta; Kelima, Kelembagaan efektif dan progresif; Keenam, Ekosistem investasi yang unggul; Ketujuh, Sistem keuangan terpadu; Kedelapan, TIK dan Digitalisasi; Kesembilan, Penguatan dan akselerasi pariwisata berkelanjutan; Kesepuluh, Kesetaraan gender, disabilitas, pemberdayaan masyarakat, dan pengentasan kemiskinan; Kesebelas, Sinergi, koordinasi, dan kewenangan, antar sektor dan regional; Keduabelas, Berbasis system thinking dalam membentuk ekosistem kepariwisataan.
Anggota DPR RI Komisi X Daerah Pemilihan Jawa Timur IV tersebut juga berharap bahwa masyarakat serta pemerintah pusat dan daerah, tidak hanya berfokus pada 12 Paradigma strategis tadi saja, namun ada beberapa pilar pariwisata yang harus diperkuat, diantaranya Pilar Pembangunan Kepariwisataan, Pilar Destinasi Pariwisata, Pilar Industri Pariwisata, Pilar Pemasaran Wisata, Pilar Sumber Daya Manusia, dan terakhir adalah Pilar Kelembagaan Pariwisata.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Martini Mohamad Paham yang menjadi narasumber kedua mengatakan, perlunya transformasi pariwisata di Indonesia, melalui Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Ia menilai definisi transformasi pariwisata ketika masyarakat dapat memanfaatkan dan memberdayakan wilayah atau daerah terpencil, menjadi destinasi wisata kelas dunia.
Dia mencontohkan, sebuah desa terpencil di wilayah pedesaan Pentingsari, Sleman, DI Yogyakarta, yang berhasil disulap warga menjadi destinasi wisata Pentingsari yang dijuluki ‘The Soul of Merapi”, hingga mendapatkan beragam penghargaan seperti, ASEAN Tourism Standard pada kategori Community Based Tourism (CBT) tahun 2022, Sustainable Destinations Top 100 oleh Global Green Destinations Days (GGDD) tahun 2019, dan Best Practice of Tourism Ethics at Local Level dari WCTE-UNWTO tahun 2011.
Sosok kunci dibalik keberhasilan transformasi desa Pentingsari tersebut yakni Doto Yogantoro, yang senantiasa memberdayakan masyarakat desa Pentingsari, membangun homestay yang menjamin kebersihan, serta paket wisata menginap dan tinggal di rumah dan bergabung dengan anggota warga.
Desa lain yang juga disebutkan Martini sebagai contoh desa yang berhasil melakukan transformasi berkat SDM unggul diantaranya Ngelanggeran (Sugeng Handoko), Samsara (Gus Agung), Umbul Ponggok (Junaedi), dan Bukit Peramun (Adi Darmawan).
Martini berharap, kedepannya akan lahir SDM unggul lainnya yang akan berhasil melakukan transformasi serupa dengan desa terpencil yang telah ia sebutkan sebelumnya.